SARMI – Gubernur Papua, Matius D. Fakhiri, melakukan penanaman padi perdana di Kampung Tetom Jaya, Distrik Bonggo, Kabupaten Sarmi, Sabtu (13/12/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Strategis Nasional untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mewujudkan swasembada beras di Papua. Total lahan yang akan digunakan mencapai 640 hektare.
Dalam sambutannya, Gubernur Fakhiri menegaskan bahwa Papua memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada beras. Ia menyebutkan bahwa dari target nasional seluas 50.000 hektare, Papua hanya membutuhkan sekitar 5.000 hingga 20.000 hektare lahan produktif untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat secara mandiri.
“Dengan hanya 20.000 hektare saja, Papua sudah mampu mencapai swasembada beras. Ini adalah tantangan besar sekaligus tanggung jawab kita bersama, terutama para bupati dan walikota,” ujar Gubernur Fakhiri.
Ia juga menekankan bahwa pembangunan pertanian tidak boleh terpusat di satu wilayah saja, melainkan harus merata ke seluruh kampung agar manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat setempat.
Selain fokus pada pengembangan padi, Gubernur Fakhiri mengajak diversifikasi komoditas pertanian dan perikanan, seperti kopi, kelapa, udang, ikan, serta tanaman perkebunan bernilai ekonomi tinggi lainnya. Langkah ini diambil untuk memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Gubernur menegaskan pentingnya hilirisasi sektor pertanian, termasuk pembangunan pabrik penggilingan padi dan industri pengolahan hasil pertanian di daerah. Tujuannya agar hasil panen bisa diolah langsung di Papua, memberikan nilai tambah, sekaligus membuka peluang kerja bagi masyarakat lokal.
“Pabrik-pabrik harus dibangun di kabupaten penghasil agar manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. Jika masyarakat sejahtera, kabupaten dan kota akan tumbuh, dan provinsi pun akan menjadi kuat,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Fakhiri juga mengingatkan seluruh jajaran pemerintah untuk bekerja secara profesional, bertanggung jawab, dan tidak menyalahgunakan dana negara.
“Pembangunan harus berpihak kepada rakyat dan melibatkan masyarakat lokal melalui program padat karya,” katanya.
Ia menambahkan bahwa bantuan pemerintah sebaiknya berupa alat produksi, bukan bantuan beras instan, agar masyarakat dapat mandiri dan bermartabat.
“Jangan berikan beras, tapi berikan alat seperti cangkul dan kail agar mereka bisa mandiri dan bermartabat,” tegasnya.
Gubernur berharap Kampung Tetom Jaya bisa menjadi contoh pengembangan pertanian terpadu di Papua. Ia juga mengajak seluruh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, TNI, dan pemerintah daerah untuk bersama-sama mendukung pembangunan pertanian dan perkebunan sebagai fondasi ekonomi Papua ke depan.
“Keterlibatan masyarakat lokal sangat penting agar pembangunan ini berkelanjutan dan memberi manfaat bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Sarmi, Dominggus Catue, menyatakan kesiapan pemerintah daerah dalam mendukung penuh program dari Provinsi Papua dan pusat.
“Kami bertekad mensejahterakan seluruh masyarakat Sarmi. Dengan dukungan dari pemerintah, hari ini kita mulai penanaman perdana cetak sawah sebagai langkah nyata menuju kesejahteraan,” katanya. (bat)
