jubirnews.com. merauke. Pasca dilakukannya penangkapan terhadpa sejumlah peserta RDP Wilayah Animha, di Kabupaten Merauke, Kapolres menemukan fakta terkait makar yzng mencoba digelar oleh kelompok tertentu dalam pelaksanaan rdp. (20/11)
Dalam keterangannya, Kapolres mengungkapkan buku yang ditemukan tersebut berisikan data-data terkait pembentukan sebuah negara.
Oleh karena itu pihaknya menilai bahwa pelaksanaan rdp tidak murni untuk melakukan evaluasi terhadap otsus, lebih dari itu Kapolres mengatakan bahwa ada upaya makar yang dilakukan oleh peserta.
“kami temukan buku berwarna kuning yang menurut keterangan sengaja dibuang oleh salah satu penghuni kamar. Dari buku itu kami temukan data-data sebagai upaya makar oleh kelompok tertentu,”
Ketika ditanyai mengenai asal muasal ditemukannya barang bukti tersebut, Kapolres menjelaskan bahwa dokumen tersebut diperoleh dari hasil penggeledahan sebuah kamar salah satu peserta yang diketahui bersaal dari kabupaten mappi
“buku tersebut telah terkonfirmasi milik salah satu peserta yang berasal dari mappi. Dalam isi bukunya ditemukan pembahasan terkait untuk mendirikan sebuah negara, lengkap dengan unsur perangkat dan nama-nama pejabatnya,” pungkas Kapolres.
Dalam kesempatan terpisah, mantan anggota MRP William G Sawaki mengatakan bahwa dinamika terkait penyelesaian otsus di Papua harus dilakukan dengan mengedepankan sudut pandang seorang asli Papua yang menginginkan kemajuan di wilayahnya.
“MRP secara tidak langsung sudah berpolitik. Hal ini sudah tidak benar dan justru malah membuat kekacauan. Saya mendukung upaya dari Polres Merauke terkait penangkapan sejumlah peserta, karena pada dasarnya agenda RDP adalah upaya dari kelompok tertentu untuk menghancurkan kedaulatan negara,”
Sawaki dalam keterangannya juga mengatakan bahwa ada upaya untuk menggiring peserta RDP agar menuruti siasat yang telah disiapkan MRP. Hal ini disampaikan karena pihak Bandara Sentani sebelumnya telah menemukan uang tunai sejumlah 3 milyar rupiah yang dibawa oleh anggota MRP dari Jayapura.
“Mereka sudah mempersiapkan sebelumnya, berusaha menggiring hasil akhir terkait poin-poin otsus. Jadi ini adalah sebuah penipuan dan menuruti kepentingan sejumlah kelompok saja,” ujarnya.
Sebelumnya Sawaki juga menilai bahwa telah banyak pihak yang menganggap jika MRP sedang dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu yang terafiliasi pada gerakan separatisme. Apa yang disampaikan oleh Sawaki tersebut juga seolah telah terbuktikan dengan keterangan pihak Kepolisian di Merauke.
Diakhir kesempatannya, Sawaki meminta kepada Presiden Joko Widodo dan KPK untuk menyelidiki pertanggungjawaban pengeluaran keuangan yang dilakukan oleh MRP.