Jayapura, 9 November 2025 — Dalam semangat memperingati Hari Pahlawan Nasional tahun 2025, gema perjuangan dari ujung timur Indonesia kembali menggema. Papua, tanah yang subur oleh alam dan kaya oleh budaya, juga telah menorehkan jejak pahlawan-pahlawan besar yang berjuang bukan hanya untuk daerahnya, tetapi untuk keutuhan Republik Indonesia.
Nama-nama seperti Frans Kaisiepo, Marthen Indey, Johannes Abraham Dimara, Silas Papare, dan Machmud Singgirei Rumagesan adalah saksi sejarah bahwa semangat kebangsaan tak mengenal batas geografis. Mereka adalah simbol keberanian, tekad, dan cinta tanah air yang lahir dari hati anak Papua.
Frans Kaisiepo dengan lantang memperjuangkan agar Papua menjadi bagian dari Indonesia dalam Konferensi Malino tahun 1946. Marthen Indey, pejuang dari Biak, menegakkan semangat nasionalisme dengan perjuangan bersenjata melawan penjajahan Belanda. Johannes Abraham Dimara, sosok yang dikenal sebagai “Penyatu Irian dengan Indonesia”, bahkan rela ditahan demi perjuangan integrasi. Sementara itu, Silas Papare menjadi jembatan politik dan diplomasi, menggerakkan semangat pro-Indonesia di kalangan masyarakat pesisir. Tak kalah penting, Machmud Singgirei Rumagesan—raja yang berani melawan kolonialisme—menunjukkan bahwa pemimpin sejati adalah yang berpihak pada rakyat dan bangsanya.
Kini, di tengah arus globalisasi dan derasnya perubahan zaman, semangat para pahlawan itu seolah menjadi cermin bagi generasi muda Papua. Jiwa pahlawan tidak lagi harus berperang dengan senjata, tetapi dengan gagasan, karya, dan semangat membangun.
Pemuda Papua hari ini memikul tanggung jawab besar: menjaga warisan perjuangan dengan cara-cara baru — menuntut ilmu, berinovasi, membangun ekonomi daerah, dan menjadi suara positif bagi perubahan. Seperti para pahlawan terdahulu, mereka diharapkan mampu berdiri tegak membawa nama baik Papua, sekaligus memperkuat rasa kebangsaan Indonesia.
Hari Pahlawan bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi momentum untuk membangkitkan semangat dari timur. Karena dari Papua, lahir teladan bahwa cinta tanah air bukan hanya tentang kata, tetapi tindakan nyata untuk Indonesia.
