28/10/2025
Berita Utama Kesejahteraan pembangunan Pendidikan

Kemenag Teguhkan Komitmen Bangun SDM Papua Berlandaskan Iman, Budaya, dan Persaudaraan di Momen 100 Tahun Pendidikan

Teluk Wondama (DBK) — Suasana haru dan khidmat menyelimuti peringatan 100 Tahun Peletakan Peradaban Pendidikan di Tanah Papua, yang dipusatkan di Miei, Kabupaten Teluk Wondama, Jumat (25/10). Lokasi bersejarah ini menjadi saksi dimulainya pendidikan modern di Papua, ketika Zendeling Isaak Samuel Kijne menabur benih pengetahuan pada 25 Oktober 1925 silam.

Meski Menteri Agama (Menag) tidak dapat hadir secara langsung, sambutan resmi beliau disampaikan oleh Direktur Pendidikan Kristen Ditjen Bimas Kristen, Suwarsono. Dalam amanatnya, Menag mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh tokoh agama, adat, pimpinan gereja, pemuda, perempuan, serta pemerintah daerah yang turut hadir merayakan momen bersejarah ini.

“Kehadiran Bapak/Ibu sekalian menunjukkan bahwa semangat membangun Papua adalah semangat kebersamaan dan persaudaraan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Menag dalam sambutannya.

Menag menilai, perayaan satu abad pendidikan di Papua bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi moral untuk melanjutkan cita-cita para perintis pendidikan. Pendidikan, katanya, adalah jembatan kemajuan yang membuka wawasan, menumbuhkan iman, dan membentuk generasi Papua yang berkarakter.

“Dari Miei, Teluk Wondama—tanah yang diberkati—Tuhan menghadirkan terang-Nya. Dari tempat inilah iman dan semangat belajar tumbuh bersama, melahirkan generasi demi generasi penerus Tanah Papua,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa warisan pendidikan di Papua tidak hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual, tetapi juga pada pembentukan martabat manusia, kasih, dan penghormatan terhadap sesama.

Kementerian Agama, ujarnya, terus berkomitmen memperkuat pendidikan di Papua dengan akar pada nilai-nilai iman, kemanusiaan, dan kebangsaan. Upaya ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk membangun sumber daya manusia Papua yang unggul, beriman, dan berdaya saing, tanpa meninggalkan jati diri budaya serta kearifan lokal.

“Pendidikan harus menjadi jembatan harapan. Di ruang-ruang belajar, anak-anak Papua harus merasakan kasih, persaudaraan, dan semangat perdamaian,” tegas Menag.

Di akhir sambutannya, Menag mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan peringatan satu abad pendidikan ini sebagai momentum menulis sejarah baru Papua — sebuah Papua yang tumbuh dengan kasih, kerja nyata, dan semangat persatuan.

“Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberkati Tanah Papua, menguatkan generasi mudanya, dan menuntun langkah kita dalam membangun peradaban yang beriman, berkeadilan, dan berkeindonesiaan,” tutupnya.

Related posts

Papuan Christian Leader Calls for Peaceful and Successful Simultaneous Regional Elections in Papua

Jubir News

Tingkatkan Potensi Kasuari, Satgas Binmas Noken Serakan Pakan Ternak Kepada Warga Binaan

Jubir News

Polri Berhasil Bongkar Jaringan Pemasok Senjata, Tokoh Masyarakat Apresiasi Langkah Tegas

Jubir News