Jayapura, 2 September 2025 – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Jayapura menurunkan sebanyak 700 personel gabungan untuk mengamankan jalannya aksi damai yang digelar oleh kelompok mahasiswa di sejumlah titik strategis di Kota Jayapura, Papua, Selasa (2/9/2025).
Kapolresta Jayapura, Kombes Pol. Fredrikus W.A. Maklarimboen, menjelaskan bahwa kehadiran ratusan personel tersebut bertujuan untuk memastikan aksi penyampaian aspirasi berjalan tertib, aman, dan tidak mengganggu ketertiban umum.
“Setiap warga negara memiliki hak untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Tugas kami adalah mengawal agar kegiatan ini berjalan damai dan sesuai aturan hukum yang berlaku,” ujar Kapolresta saat memantau langsung situasi di kawasan Abepura.
Aksi damai yang dimulai sejak pagi itu diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jayapura. Mereka berkumpul di area kampus, lalu melakukan long march menuju gedung pemerintahan guna menyuarakan sejumlah tuntutan terkait isu-isu sosial dan kebijakan publik yang mereka nilai perlu dikritisi secara terbuka.
Mengapa perlu pengerahan aparat dalam jumlah besar? Menurut Kapolresta, langkah tersebut bersifat preventif, guna mengantisipasi potensi gangguan keamanan serta menjaga agar arus aktivitas masyarakat umum tetap berjalan sebagaimana mestinya. Personel disebar di titik-titik rawan dan lokasi aksi, serta dilengkapi satuan cadangan yang siap digerakkan sewaktu-waktu.
Selain 700 personel dari jajaran Polresta Jayapura dan Polsek Heram, Polda Papua juga menyiagakan 9.300 personel secara keseluruhan di wilayah provinsi sebagai langkah antisipatif menghadapi potensi unjuk rasa lanjutan di hari-hari mendatang.
Kapolresta juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kampus, tokoh masyarakat, dan para koordinator lapangan dari aliansi mahasiswa untuk memastikan aksi berlangsung kondusif tanpa memicu provokasi maupun tindakan anarkistis.
“Kami mengimbau seluruh peserta aksi agar tetap menjaga ketertiban dan menghormati hak masyarakat lain. Aspirasi bisa disampaikan dengan baik, tanpa harus menimbulkan kericuhan,” tegas AKBP Fredrikus.
Aksi damai ini direncanakan selesai pada pukul 13.00 WIT. Setelah itu, massa diharapkan segera membubarkan diri secara tertib dan kembali ke tempat masing-masing tanpa mengganggu aktivitas warga sekitar.
