CIREBON — Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dua periode 2010–2021 yang kini menjabat Mustasyar PBNU, K.H. Said Aqil Siroj, menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Afan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang meninggal dunia saat mengikuti aksi demonstrasi.
“Semoga almarhum diterima segala amal baiknya, diampuni segala kesalahan dan kekhilafannya, serta arwahnya ditempatkan di sisi Allah SWT,” ucap Said Aqil dalam pernyataan resminya.
Selain menyampaikan doa, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon dan Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia ini juga mengajak seluruh pihak untuk menempatkan keselamatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di atas segala kepentingan.
Menurutnya, demonstrasi adalah bagian dari sistem demokrasi yang dijamin konstitusi. Namun, ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban, menghindari kerusuhan, dan tetap berpegang pada aturan. “Aksi harus tulus sebagai bentuk kritik, masukan, dan rekomendasi demi perbaikan bangsa ke depan,” ujarnya.
Kepada pemerintah, DPR, dan aparat keamanan, khususnya kepolisian, Said Aqil berpesan agar menghadapi dinamika dengan kepala dingin dan profesional. Ia mendorong sikap terbuka dalam menerima kritik dari masyarakat, sekaligus menjadikan momen ini sebagai bahan evaluasi dan perbaikan.
Lebih jauh, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk memperkuat ukhuwah dan akhlak mulia. “Kita semua bersaudara, satu bangsa. Mari optimis membangun Indonesia yang maju, beradab, dan bermartabat,” katanya.
Said Aqil menegaskan bahwa dirinya dan Nahdlatul Ulama berada di belakang pemerintah dalam menjalankan program-programnya, namun tetap berpihak pada rakyat, khususnya masyarakat kecil dan kurang mampu. Ia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk semakin menguatkan niat tulus dalam membangun bangsa.
“Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari apa yang terjadi, dan bersama-sama memperbaiki diri demi kejayaan, kebesaran, dan keselamatan Indonesia tercinta,” pungkasnya.
