02/09/2025
Uncategorized

Dari Timur Indonesia, Papua Selatan Dorong Kota Satelit Tebu untuk Bangun Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal

Merauke, Papua Selatan – Gagasan pembangunan kota satelit berbasis tebu di wilayah selatan Papua kembali digulirkan oleh tokoh senior Merauke, Drs. Johanes Gluba Gebze (JGG). Mantan Bupati Merauke dua periode ini menilai, pengembangan kawasan berbasis industri tebu di Kampung Sermayam, Distrik Tanah Miring hingga Distrik Jagebob, merupakan langkah strategis untuk menciptakan pemerataan pembangunan di tanah Marind.

“Kita akan hadirkan kota satelit berbasis tebu,” ujar JGG saat berdialog dengan masyarakat pemilik hak ulayat di Gedung Serbaguna Kampung Ngguti Bob, Distrik Tanah Miring, Minggu (22/6/2025).

Menurutnya, kota satelit yang terintegrasi dengan industri tebu harus dibarengi dengan pembangunan infrastruktur dasar yang memadai. Tujuannya, agar pusat-pusat pertumbuhan tidak hanya bertumpu di wilayah kota, tetapi juga menyebar ke kampung-kampung yang selama ini tertinggal.

“Kenapa kota satelit harus dibangun? Karena sekarang banyak orang dari kampung ke kota menjadi pemulung. Ini bukan salah masyarakat, tapi karena pemerintah belum berhasil menghadirkan nuansa kota di kampung,” tegas JGG.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal, khususnya pemilik hak ulayat, dalam seluruh proses investasi dan pembangunan. Menurutnya, kehadiran perusahaan tebu harus benar-benar memberikan manfaat konkret bagi masyarakat di sekitarnya.

“Perusahaan harus melibatkan masyarakat, terutama pemilik hak ulayat. Jangan sampai hadir tapi tidak memberi dampak kesejahteraan,” ujarnya.

Terkait hak atas tanah, JGG mengingatkan bahwa seluruh wilayah investasi di Kabupaten Merauke merupakan tanah ulayat milik masyarakat adat Marind. Ia meminta agar seluruh proses pengalihan atau penggunaan tanah dilakukan secara transparan dan melibatkan semua pihak secara jujur.

“Investasi pasti bersentuhan dengan tanah, dan tanah di Merauke ini milik masyarakat Marind. Kalau ada persoalan, komunikasikan dengan orang Marind. Harus ada pertemuan intensif yang menjunjung tinggi kejujuran antar semua pihak adat,” tutupnya.

Rencana pengembangan kota satelit berbasis tebu ini menjadi salah satu upaya strategis mendorong kemandirian ekonomi lokal Papua Selatan, dengan tetap berpijak pada kearifan adat dan partisipasi masyarakat setempat.

Related posts

11 Bodies of Victims of KKB Brutality in Yahukimo Handed Over to Families

Jubir News

Criticism of KKB’s Presence by Human Rights Organizations

Jubir News

Ketua LMA Mamberamo Raya Apresiasi Penerimaan Bintara Polri Utamakan OAP

Jubir News