Konflik internal kembali mengguncang Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), setelah hubungan antara markas pusat kelompok itu dengan Egianus Kogoya—mantan Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) III—mengalami keretakan serius.
Markas pusat TPNPB secara tegas memerintahkan Egianus agar segera kembali ke wilayah operasinya di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Instruksi ini disampaikan setelah Egianus dan kelompoknya terlibat kontak senjata dengan aparat keamanan di wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Dalam keterangannya pada Selasa, 17 Juni 2025, juru bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan bahwa tindakan Egianus dinilai menyalahi perintah organisasi. “Jika ia tidak mematuhi instruksi, kami tidak segan akan menyerangnya,” ujar Sebby.
Baku tembak yang terjadi pada 9 Juni 2025 di Kampung Pugima, Distrik Welalegama, merupakan inisiatif sepihak dari Egianus, tanpa koordinasi atau persetujuan dari markas besar. Kejadian itu menyebabkan warga sekitar mengungsi demi menghindari bahaya. Salah satu korban jiwa dalam peristiwa tersebut adalah Pionus Gwijangge, keponakan Egianus. Ia tewas dalam bentrokan dengan pasukan gabungan TNI dan Polri.
Sebby juga mengungkap motif kedatangan Egianus ke Wamena. Ia diduga sedang mencari Edison Gwijangge, mantan penjabat Bupati Nduga, yang disebut tidak memenuhi janjinya memberikan sejumlah uang kepada Egianus. Uang tersebut, menurut Sebby, sebelumnya dijanjikan sebagai bentuk imbalan agar Egianus bersedia membebaskan pilot Susi Air, Phillip Mark Mehrtens, yang disandera sejak 7 Februari 2023.
Situasi ini menunjukkan keretakan internal yang makin dalam di tubuh TPNPB, serta menambah kompleksitas krisis keamanan dan kemanusiaan yang terus berlangsung di wilayah Papua.