JAKARTA – Pengamat intelijen dan keamanan nasional, Stepi Anriani, menilai kelompok separatis bersenjata atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mulai kehilangan simpati masyarakat Papua, khususnya Orang Asli Papua (OAP), usai serangkaian aksi kekerasan dan penyerangan terhadap tempat ibadah, termasuk gereja.
Ia menegaskan bahwa aksi brutal KKB yang terang-terangan menyasar warga sipil, termasuk merampas harta benda, memperkosa perempuan, hingga memaksa pemuda untuk bergabung, membuat masyarakat semakin muak terhadap keberadaan kelompok tersebut.
Stepi juga menyinggung informasi mengenai kepemilikan ladang ganja oleh pimpinan KKB, Egianus Kogoya. Hal ini menurutnya menunjukkan bahwa KKB tidak hanya melakukan kekerasan, tetapi juga terlibat dalam aktivitas ilegal seperti narkotika demi keuntungan pribadi kelompok.
“Paradigma masyarakat kini berubah. Mereka melihat KKB bukan lagi sebagai pejuang, melainkan kelompok teroris yang mengeksploitasi rakyat dan tanah Papua,” jelas Stepi, Sabtu (14/6/2025).
Ia menambahkan bahwa aksi-aksi KKB saat ini mencerminkan bentuk nyata terorisme berlandaskan etno-nasionalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, agama, dan hak asasi manusia.
Menurut Stepi, apa yang dilakukan KKB bukanlah bentuk perjuangan, tetapi justru mencoreng citra Papua dan Indonesia di mata dunia internasional karena menyasar sesama warga dan OAP sendiri.