23/10/2025
Kesejahteraan Momen Religi

Paus Leo XIV Pernah Sambangi Papua pada 2003, Ini Kisah di Baliknya

TEMPO.CO, Jakarta – Paus Leo XIV, pemimpin Gereja Katolik ke-267 yang baru terpilih, ternyata memiliki kenangan khusus dengan Papua. Sebelum menduduki Takhta Suci Vatikan, pria asal Amerika Serikat yang memiliki nama asli Robert Francis Prevost ini pernah menginjakkan kaki di tanah Papua pada tahun 2003.

Kunjungan tersebut dilakukan ketika Prevost masih menjabat sebagai Prior Jenderal Ordo Santo Agustinus (OSA). Ia hadir dalam rangka perayaan ulang tahun pelayanan OSA di Papua, dan sempat mengunjungi berbagai wilayah, dari Keuskupan Sorong hingga Jayapura. Bahkan, beberapa lokasi terpencil pun ia datangi demi bertemu langsung dengan komunitas Agustinian di pedalaman.

“Tidak hanya di kota, karena dia ke pedalaman juga. Kami punya paroki-paroki yang ada di wilayah terpencil,” ujar Uskup Timika OSA, Bernardus Bofitwos Baru, saat ditemui Tempo, Jumat, 9 Mei 2025.

Bernardus mengenang, dalam kunjungan lebih dari dua dekade lalu itu, Robert Prevost banyak mendengarkan keluhan dan tantangan yang dihadapi para imam Agustinian di Papua. Ia juga memahami kompleksitas situasi di wilayah tersebut, yang hingga kini masih dibayangi konflik dan ketidakstabilan.

“Dia memahami itu dan pasti memberi dukungan kepada kami para Agustinian untuk terus bekerja membantu masyarakat,” ujarnya.

Menurut Bernardus, Paus Leo XIV dikenal sebagai pribadi yang lebih banyak mendengar dibanding berbicara. Ia menilai, perhatian Paus terhadap Papua tidak bersifat formalitas semata, melainkan tulus dan konsisten, bahkan hingga kini setelah menduduki posisi tertinggi dalam Gereja Katolik dunia.

Situasi konflik bersenjata yang masih terjadi di Papua pun kerap menjadi laporan Bernardus dalam pertemuan OSA internasional. Ia meyakini, Paus Leo XIV memiliki kapasitas dan kepekaan untuk memainkan peran penting dalam mendorong penyelesaian damai di wilayah tersebut.

“Masalah Papua ini bukan hanya persoalan politik, tapi masalah kemanusiaan dan ekologi. Kami berharap beliau bisa menjadi jembatan dialog untuk menyatukan semua pihak,” kata Bernardus.

Ia berharap Paus Leo XIV dapat mendorong pemerintah Indonesia dan para pengambil kebijakan untuk membuka ruang dialog yang tulus dan adil. “Duduk bersama secara rendah hati, berdiri sama tinggi untuk bicara dan menyelesaikan masalah dengan cinta, kedamaian, dan keadilan,” pungkasnya.

Related posts

KPK Terus Dalami Kasus Korupsi Proyek Pembangunan Gereja di Mimika Papua

Jubir News

Ibadah di GKI Pniel Yalimo, Satgas Ban Ops Damai Cartenz Doakan Yalimo Damai

Jubir News

Supporting Children’s Growth and Development, Ops Damai Cartenz-2025 Personnel Hold Social Action in Mimika

Jubir News