Jayapura, 24 Maret 2025 – Tragedi kekerasan yang terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3/2025) pukul 16.00 WIT, menyisakan duka mendalam bagi masyarakat setempat. Insiden ini mengakibatkan korban jiwa, luka-luka, kerusakan harta benda, serta memaksa banyak warga sipil mengungsi demi mencari perlindungan.
Pemerintah bersama aparat keamanan telah melakukan langkah awal dengan mendata dan mengevakuasi para korban, serta berupaya memberikan rasa aman bagi masyarakat terdampak. Meski demikian, tuntutan terhadap penegakan keadilan terus mengemuka.
Direktur PAK HAM Papua, Mathius Murib, dengan tegas meminta aparat keamanan segera menangkap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga menjadi pelaku kekerasan terhadap guru dan tenaga kesehatan (nakes) di Anggruk.
“Keadilan harus ditegakkan. Pelaku dan aktor yang bertanggung jawab atas peristiwa keji ini harus ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Klaim keterlibatan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam kejadian ini perlu dibuktikan melalui investigasi menyeluruh,” ujar Mathius Murib.
Ia juga menekankan pentingnya peran lembaga netral seperti Komnas HAM untuk diberi akses penuh dalam menyusun kronologi kejadian secara objektif serta memetakan motif dan pelaku aksi kekerasan ini.
“Kami dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan di Tanah Papua. Tindakan kejam seperti ini harus dihentikan, dan perdamaian harus diwujudkan,” tegasnya.
Sejalan dengan visi-misi PAK HAM Papua sejak 2017 yang mengusung tema “Penegakan Hak Asasi Manusia Berbasis Kearifan Lokal,” upaya advokasi akan terus dilakukan demi melindungi dan memajukan hak asasi manusia. Dengan prinsip melawan kekejaman, PAK HAM Papua menyerukan perdamaian untuk Papua yang lebih adil dan aman.
