Papua- Pelaksanaan pemilihan kepala daerah atau pilkada Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan layak menjadi contoh bagi daerah lain di Tanah Papua.
Intelektual Nduga, Emus Gwijangge mengatakan sebelum pelaksanaan pilkada, banyak kalangan yang khawatir mengenai kondisi keamanan Tanah Ndugama. Apalagi Nduga disebut sebagai salah satu daerah potensi konflik saat pilkada.
Namun, masyarakat Nduga dapat menunjukkan kepada publik bawah mereka lebih mampu melaksanakan demokrasi damai dibanding kabupaten lain di Indonesia, khususnya di Tanah Papua.
“Selama tahapan pilkada mulai dari proses pendaftaran pasangan calon kepala daerah, masa kampanye, hingga hari pencoblosan dan penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati Nduga terpilih oleh KPU, semua berjalan aman dan damai,” kata Emus Gwijangge.
Terlaksananya pilkada damai di Nduga tidak terlepas kesadaran masyarakat Nduga yang merindukan kedamaian dan kenyamanan.
Selain itu, dua pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati Nduga yang memgikuti kontetasi pilkada bersama tim pemenangannya, mampu meredam pendukung mereka agar tidak melakukan tindakan yang dapat memicu terjadinya gesekan antara pendukung pasangan calon.
Emus Gwijangge mengatakan, terlaksananya pilkada damai di Nduga juga tidak terlepas dari peran KPU, Bawaslu, KPPS, PPD, pemerintah daerah dan aparat keamanan yang mampu bersikap independen dalam melaksanakan tugas.
“Saya menyampaikan terimakasih kepada seluruh stakeholder, KPU, Bawaslu, KPPS, PPD, aparat keamanan, serta seluruh masyarakat kabupaten Nduga yang ikut serta menjaga kestabilan keamanan selama pemilu berlangsung,” ucapnya.
Emus mengatakan, ia menyaksikan langsung bagaimana antusianya masyarakat Nduga menyalurkan hak suaranya pada 27 November 2024, secara aman dan damai.
“Tidak ada gesekan antara masyarakat. Semua berjalan aman dan damai. Ini karena masyarakat Nduga melaksanakan pilkada secara kekeluargaan, bukan secara politis, sebab kedua pasangan calon merupakan anak asli Nduga,” ujarnya.
