Papua_ Pada tanggal 2 Agustus 1969, Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) menegaskan bahwa Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Setiap tahun, tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari Proklamasi West Papua oleh beberapa kelompok. Namun, hasil Pepera menunjukkan bahwa rakyat Papua secara aklamasi memilih untuk bergabung dengan Indonesia.
Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Papua dan Papua Barat, Willem Frans Ansanay, menegaskan bahwa hasil Pepera sudah jelas menunjukkan bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia. Menurutnya, keputusan ini telah diakui secara internasional.
“Saya garis bawahi sudah clear (Papua masuk NKRI). Fakta sudah membuktikan tidak membuahkan hasilnya. Internasional sudah clear Papua masuk NKRI,” kata Willem Frans Ansanay.
Willem Frans Ansanay juga menyebutkan bahwa pemerintah pusat telah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memajukan Papua, salah satunya melalui pemberian Dana Otonomi Khusus. Menurutnya, ini adalah bukti komitmen pemerintah untuk memperbaiki dan mengembangkan Papua.
“Pemerintah telah memberikan langkah sangat tepat bagi Papua dan telah menyetujui dana Otonomi Khusus bagi Papua,” ujarnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua, Ali Kabiay, menambahkan bahwa tanggal 1 Desember sebagai Hari Kemerdekaan Papua hanyalah sebuah mimpi belaka. Ia menegaskan bahwa Papua sudah merdeka bersama Indonesia pada tanggal 17 Agustus.
“Tanggal 1 Desember itu suatu mimpi belaka saja karena kita sudah merdeka 17 Agustus. PBB sudah menyatakan Papua bagian dari Indonesia yang sah. Dalam membentuk negara bukan hal mudah dan tidak semudah membalikan telapak tangan,” kata Ali Kabiay.
Pepera 2 Agustus 1969 merupakan bukti sah bahwa Papua adalah bagian dari NKRI. Pengakuan internasional terhadap hasil ini semakin memperkuat status Papua dalam wilayah Indonesia. Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah pusat, termasuk pemberian Dana Otonomi Khusus, menunjukkan komitmen untuk mengembangkan Papua dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
