Jayapura, 15 Oktober 2025 — Seorang pemuda Papua asal Marina Bay angkat bicara terkait peristiwa kerusuhan yang terjadi di Abepura pada Selasa (15/10/2025), yang sempat menimbulkan simpati publik setelah beredar kabar bahwa sejumlah anak sekolah terkena gas air mata.
Menurutnya, masyarakat seharusnya tidak serta merta menyalahkan aparat kepolisian atas kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa situasi itu berawal ketika polisi berupaya membubarkan massa yang bertindak anarkis dan mengganggu ketertiban umum.
“Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang sudah bertindak di luar batas. Namanya juga gas, ketika ada angin tentu gas itu ikut terbawa arah angin. Itulah sebabnya anak-anak sekolah di sekitar lokasi bisa ikut terdampak,” jelasnya.
Ia menegaskan, peristiwa tersebut bukan karena kesengajaan polisi. Menurutnya, jika anak-anak tetap berada di dalam kelas, kemungkinan besar mereka tidak akan terkena paparan gas air mata.
“Sebenarnya anak-anak tidak akan terkena gas kalau tetap berada di dalam kelas. Tapi ada saja orang yang memanfaatkan situasi ini untuk menggiring opini seolah-olah polisi yang paling bersalah,” tegas pemuda Marina Bay itu.
Ia menilai bahwa tindakan aparat sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Menurut saya, polisi tidak salah dalam bertindak. Mereka bekerja sesuai tupoksi dan kemampuan di lapangan. Jadi, jangan selalu menyalahkan polisi,” pungkasnya.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Papua untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu yang belum tentu benar, serta mendukung aparat keamanan dalam menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif di Abepura dan wilayah Papua lainnya.
