Papua- Iptu Made Ambo menghidupkan kembali budaya memeras pati dari batang pohon sagu secara tradisional atau nokok yang mulai ditinggalkan di kota, khususnya Jayapura, Papua. Kini mulai banyak anak muda dan masyarakat menokok.
Iptu Made Ambo diketahui merupakan kandidat Hoegeng Corner 2023. Atas dedikasinya tersebut, dia diusulkan kembali oleh warga sebagai kandidat Hoegeng Awards 2024.
Salah satu yang membagikan kisah Iptu Made Ambo adalah Levina Wandi (62). Dia bersama dengan Iptu Made Ambo kambali mengaktifkan budaya nokok.
Levina memiliki pohon sagu di sekitar rumahnya. Sebelum dibantu Iptu Made Ambo, pohon sagu yang dimiliki langsung dijual, tak diolah terlebih dahulu.
Levina mengaku sulit mencari anak muda atau orang yang mau membantu nokok. Menurutnya, masyarakat kota tidak tertarik untuk nokok.
“Tidak ada (yang mau nokok). Karena orang di sini, aduh, jarang kalau mau cari orang (yang mau diajak). Kalau di kampung, sudah siap orang-orang, langsung ajak, langsung tebang. Kalau di sini harus cari-cari orang, karena orang-orang kota, jadi susah,” katanya.
Iptu Made Ambo dan polisi lain pun datang membantu menokok. Kemudian, mereka mengajak masyarakat untuk ikut terlibat. Sehingga, Mama Levina kini mudah mencari orang untuk membantu nokok.
“Iya mencari orang untuk lakukan seperti itu jadi mudah. Kita bisa jual, bagi-bagi tetangga. Ada lagi ini sudah berbunga mau kita tebang lagi,” katanya.
Kegiatan itu pun bisa membantu ekonomi masyarakat. Sagu hasil nokok dijual seharga Rp 300 ribu per karung.
“Penjualan satu karung Rp 300 ribu, ukuran karung beras 20 kg. Kemarin kita hasilkan sagu sekitar 20 karung. Karena sagunya padat, kita dapat banyak,” katanya.