Jubirnews.com – Keberhasilan Otonomi Khusus di Papua ternyata tidak hanya dari segi kesehatan dan pembangunan infrastruktur saja. Melainkan sudah merambat ke dunia pendidikan juga.
Ada sebanyak 110 dokter yang merupakan Orang Asli Papua atau OAP yang akan mengikuti pre matrikulasi untuk masuk ke Universitas Indonesia (UI). Pre matrikulasi tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada pekan depan ini.
Diketahui juga bahwa keberhasilan ratusan OAP yang akan masuk ke salah satu perguruan paling bergengsi di Asia itu juga tak bisa dipisahkan dari peranan Otonomi Khusus.
Aryoko Rumaropen selaku Kepala Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Papua mengungkapkan bahwa pihak BPSDM Papua bersama FK-UI mulai pekan depan menggelar pre matrikulasi atau penyetaraan ilmu secara online bagi 110 calon dokter spesialis OAP.
Hal tersebut ditegaskan secara langsung pada kesempatan pengarahan umum dan penjelasan seleksi lanjutan di aula Kantor BPSDM Papua, Kotaraja, Kota Jayapura, Senin (28/9/2020),
“Gubernur Lukas Enembe dan Wagub Klemen Tinal, menugaskan kami untuk memfasilitasi para dokter asli Papua yang telah lulus administrasi supaya dapat mengambil spesialisasi di Universitas Indonesia,” kata Kepala BPSDM Papua, Aryoko AF Rumaropen.
Selain itu, Aryoko Rumaropen juga menyebutkan bahwa hal ini seturut kerjasama pemprov dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI) melalui program beasiswa dokter spesialis afirmasi Otsus.
Sampai saat ini, lanjut Aryoko, program ini dalam rangka menyiapkan tenaga kesehatan yang hingga kini belum merata di seluruh wilayah Tanah Papua.
“Pertemuan sore ini menyepakati pelaksanaan pre matrikulasi secara online terpusat di Kota Jayapura,” kata Aryoko didampingi Sekretaris BPSDM Papua, Anthony M. Mirin.
Pre matrikulasi digelar secara online dengan mempertimbangkan kondisi geografis dan aspek ketersedian sarana prasarana komunikasi dan akses internet.
Rumaropen menyatakan para dokter yang bertugas di kabupaten dan daerah terpencil diharapkan menyesuaikan diri sesuai jadwal tes matrikulasi yang ditetapkan.
Hebatnya lagi, lanjut Aryoko, para mahasiswa juga sangat antusias dan merasa nyata merasakan manfaat dan bantuan dari Otonomi Khusus.
“Mahasiswa ini sangat merasakan hebatnya Otsus di tanah Papua ini,” ucap Aryoko.
Bahkan, salah satu mahasiswa tersebut juga mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya lebih memilih fokus kepada pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia serta bersaing secara positif untuk maju dalam hal prestasi.
“Kami lebih memilih melakukan banyak kegiatan positif dan tidak akan melakukan kegiatan negatif seperti halnya mengikuti demo atau ikut politik yang tentu saja akan membuat Papua semakin terpuruk,” ujar salah satu mahasiswa yang enggan disebutkan namanya karena alasan tertentu.