Jayapura, Jubirnews.com – Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyebutkan sejumlah kerawanan pilkada dipicu dari berbagai permasalahan. Salah satunya adalah dukungan ganda dari partai politik (parpol).
Hal lainnya adalah calon petahana yang sering memonopoli dukungan dan adanya intimidasi yang dilancarkan oleh para pihak terhadap aparatur tingkat bawah. Termasuk dalam penerapan sistem noken yang melakukan upaya paksa untuk memilih salah satu pasangan calon.
“Banyak kasus di Papua, pemicu pilkada dikarenakan dukungan ganda parpol. Untuk mencegah kerawanan pilkada, harus adanya sinergitas semua pihak, termasuk menyamakan persepsi berkaitan dengan upaya pilkada damai di Papua,” jelasnya, Kamis (16/7).
Untuk antisipasi kerawanan pilkada, kepolisian setempat menyiapkan 2/3 kekuatan. Rencananya sekitar 2.577 personel membantu pengamanan pilkada, termasuk adanya perbantuan dari 7.174 personil Linmas.
Lanjut Kapolda, 11kabupaten yang mengikuti pilkada tahun ini memiliki potensi gangguan keamanan masing – masing, termasuk ancaman kerawanan dipicu dari permasalahan di tingkat lembaga penyelenggara.
“Seperti halnya di Yahukimo, Waropen, dan Keerom, akan jadi permasalahan dengan pemecatan anggota KPU, sehingga harus diselesaikan dari sekarang,” katanya. Ketua KPU Provinsi Papua, Theodorus Kossay menyebutkan pilkada tahun ini dilaksanakan pada 9 Desember 2020.
Saat ini KPU sedang melakukan pemutakhiran data pemilih secara bertahap dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.Dalam pelaksanaan pilkada di 11 kabupaten, akan dilaksanakan di 3.572 TPS, dengan jumlah pemilih 1.094.572 pemilih.